Reza Abdullah
Reza Abdullah Lorem ipsum dolor sit amet conseqtetur adipiscing elit.

Sejarah Pendidikan dan PGRI

Sejarah Pendidikan dan PGRI

Rangkuman Sejarah Pendidikan dan PGRI ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Rosdiana Sidik pada mata kuliah Sejarah Pendidikan dan PGRI di Universitas Indraprasta PGRI. Selain itu, penulis juga berharap agar rangkuman ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.


 Apa itu PGRI?

PGRI adalah suatu organisaasi kemasyarakatan (dasar hukum pasal 28 UUD/UU 8 Tahun 1985) Persatuan Guru Republik Indonesia. PGRI didirikan pada 25 November 1945 dalam kongres guru Indonesia di Surakarta, terdaftar di Dep Kehamikan 20/9/1954 - No. 1A.5/82/R.

Organisasi tingkat pusat PGRI berkedudukan di ibukota negara dan berkantor di gedung guru Indonesia, di jalan tanah abang III/24 Jakarta Pusat. Alasan didirikannya PGRI didorong oleh keinginan luhur untuk menegakkan, mengamankan, dan melestarikan NKRI.

Jati diri PGRI sebagai organisasi (BAB III PASAL 3)

A. Perjuangan
Mengemban amanat cita-cita proklamasi, menjamin, menjaga dan mempertahankan kelangsungan nkri dengan menerapkan nilai luhur pancasila

B. Profesi
Organisasi dari suatu bidang pekerjaan (mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi) berkewajiban untuk menjalankan profesionalisme agar PGRI beserta segenap anggotanya bertambah profesional

C. Ketenagakerjaan
PGRI merupakan wadah perjuangan hak-hak asasi guru sebagai pekerja, terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan guru sebagai kelompok naker profesional memerlukan jaminan yang pasti menyangkut :
  • Hukum
  • Kesejahteraan
  • Hak pribadi dan wn

Sifat PGRI

1. Unitaristik: Tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat bekerja, kedudukan, suku, agama dan asal usul
2. Independen: Yang berlandaskan pada prinsip kemandirian organisasi dengan mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak
3. Tidak berpolitik praktis: Yangg tidak terikat dan/atau mengikat diri pada kekuatan organisasi/partai politik manapun

Semangat PGRI

1. Demokrasi
2. Kekeluargaan
3. Keterbukaan
4. Tanggung jawab

Macam-macam keanggotaan PGRI

1. Biasa
2. Luar biasa
3. Kehormatan


Tujuan PGRI

1 Mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan NKRI
2. Berperan aktif mencapai tujuan nasional dalam mkb membentuk manise
3. Berperan serta mengembangkan sistem + pelaksanaan diknas
4. Mempertinggi kesadaran dan sikap guru, meningkatkan mutu dan kemampuan profesi guru + tendik lainnya
5. Menjaga, memelihara, membela serta meningkatkan harkat + martabat guru + tendik, melalui peningkatan kesejahteraan anggota serta kesetiakawanan organisasi


Tugas dan fungsi PGRI

a) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa
b) Membela, mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan pancasila
c) Mempertahankan dan melestarikan negara kesatuan republik indonesia
d) Meningkatkan integritas bangsa serta menjaga tetap terjamin dan terpeliharanya keutuhan kesatuan dan persatuan bangsa
e) Melaksanakan dan mengembangkan sistem pendidikan nasional
f) Membina dan bekerjasama dengan himpunan profesi dan keahlian sejenis dibidang pendidikan yang secara sukarela menyatakan diri bergabung dan atau bermitra dengan pgri
g) Mempersatukan semua guru dan tendik di semua jenis, jenjang dan satuan pendidikan guna meningkatkan pengabdian dan peran serta didalam pembangunan nasional
h) Mengupayakan dan mengevaluasi terlaksananya sistem sertifikasi, akreditasi dan lisensi bagi pengukuhan kompetensi profesi guru
i) Menegakkan dan melaksanakan kode etik dan ikrar guru indonesia sesuai peraturan organisasi
j) Mengadakan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan, organisasi yang bergerak dibidang pendidikan dan atau organisasi kemasyarakatan umumnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan kebudayaan
k) Memelihara, membina dan mengembangkan kebudayaan nasional serta memelihara kebudayaan daerah dalam rangka memperkaya kebudayaan nasional
l) Menyelenggarakan dan membina anak lembaga pgri
m) Memelihara dan mempertinggi kesadaran guru akan profesinya untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, pengabdian, prestasi dan kerjasama
n) Membentuk, memelihara dan meningkatkan mutu kader organisasi pgri
o) Membina usaha kesejahteraan guru dalam arti yang luas dan membantu serta memperjuangkan hak-hak anggota dalam bidang ketenaga kerjaan
p) Melaksanakan prinsip dan pendekatan ketenagakerjaan dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejahteraan anggota
q) Memperkuat kedudukan, wibawa dan martabat guru serta kesetiakawanan organisasi
r) Membina dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan organisasi guru di luar negeri dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional
s) Melakukan pengawasan sosial dan fungsional atas pelaksanaan sistem pendidikan nasional


Kode etik PGRI

Merupakan etika jabatan guru yang menjadi landasan moral dan pedoman tingkah laku profesi yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap guru indonesia

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesi
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi pgri sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
9. Guru melaksanakan segala ketentuan uu dalam bidang pendidikan

Ikrar guru indonesia

Merupakan penegasan kebulatan tekad anggota pgri dalam penghayatan + pengamalan kode etik guru indonesia

1. Kami guru indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa
2. Kami guru indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita-cita proklamasi kemerdekaan republik indonesia pembela dan pengamal pancasila yang setia pada uud 1945
3. Kami guru indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Kami guru indonesia, bersatu padu dalam wadah organisasi perjuangan persatuan guru republik indonesia, membina persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak kekeluargaan
5. Kami guru indonesia, menjunjung tinggi kode etik guru indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdian terhadap bangsa, negara serta kemanusiaan


Makna yang terkandung dalam lambang PGRI


a). Bentuk
Cakra/lingkaran, melambangkan: cita cita luhur dan daya upaya menunaikan pengabdian yang terus menerus

b). Lukisan, corak dan warna
1. Bidang pinggiran lingkaran berwarna merah, melambangkan : pengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan rakyat
2. Warna putih dengan tulisan “persatuan guru republik indonesia (pgri)”, melambangkan pengabdian yang dilandasi kesucian dan cinta kasih
3. Paduan warna pinggir merah putih, melambangkan: pengabdian terhadap negara, bangsa dan tanah air indonesia
4. Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning dengan nyala 5 sinar api warna merah, melambangkan :
    4.1 Suluh dengan 4 garis tegak dan datar kuning berarti fungsi guru (prasekolah, sd, sm dan perguruan tinggi) dengan hakikat tugas pengabdiannya sebagai pendidik yang besar dan luhur
    4.2 Nyala api dengan lima sinar warna merah : 
          Arti ideologi : pancasila
        Arti teknis : sasaran budi, cipta, rasa, karsa dan karya generasi
5. Empat buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tegak (simetris) dengan warna corak putih, melambangkan : sumber ilmu yang menyangkut nilai nilai norma, pengetahuan, ketrampilan dan akhlak bagi tingkatan lembaga pendidikan, prasekolah, dasar, menengah dan tinggi
6. Warna dasar tengah hijau, melambangkan : kemakmuran generasi

c).  Arti keseluruhan
Guru indonesia dengan itikad dan kesadaran pengabdian yang suci dengan segala keberanian keluhuran jiwa dan cinta kasih senantiasa menunaikan darma baktinya terhadap negara, tanah air dan bangsa indonesia dalam mendidik budi, cipta, rasa, karsa dan karya generasi bangsa menjadi manusia pancasila yang memiliki moral, pengetahuan, keterampilan dan akhlak yang tinggi


Sejarah pendidikan di Iindonesia

Pendidikan Kolonial  vs Pendidikan Nasional 
1. Menguasai Bahasa pergaulan internasional setidaknya bahasa Belanda atau bahasa asing lainnya vs Sastra Jawa, Arab dan Melayu 
2. Memadukan kurikulum nasional dan internasional vs. Kurikulum Lokal dan Nasional
3. Mutu guru dan Tenaga kependidikan, Mutu Sarana Prasarana, dan Sumber Belajar, serta Mutu pengelolaan sekolah yang berbeda/timpang

Gerakan Guru Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan

Semangat kebangsaan Indonesia tercermin dari guru pada masa penjajahan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari lahirnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda pada tahun1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda. Organisasi ini merupakan dari guru bantu, guru desa, kepala sekolah, dan pemilik sekolah.
 
Pada zaman Belanda bermacam sekolah diperuntukan bagi golongan tertentu, seperti :
a. Sekolah desa/rakyat (Volkschool) (untuk masyarakat desa).
b. Sekolah dasar angka II (Tweede Inlandse school) (untuk rakyat biasa di kota-kota).
c. SD berbahasa Belanda (untuk anak – anak priyayi/pegawai Pem.HB (100 Gulden)).

Gurunya terdapat dari bermacam-macam tamatan guru, yaitu :
a. Sekolah Guru Desa
b. Normal School (NS).
c. Kweek School (KS).
d. Hogere Kweek School (HKS).
e. Hollands-Inlandse Kweek School (HIK)
f. Europese Kweek School (EKS)
g. Indische Hoofdacte.

Organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda ini berdiri tahun 1912. Lambat laun melalui proses dan semangat perjuangan kemerdekaan, nama organisasi Guru diganti menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Perubahan nama organisasi Guru dengan penegasan “Indonesia” tentu tidak menyenangkan pihak Belanda. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

Gerakan Guru Pada Masa Jepang

Bulan Februari 1942 bala tentara Jepangmenduduki Indonesia. Pemerintah tentara pendudukan Jepang melarang penggunaan bahasaBelanda dan Inggris. Diperintahkannya agardisamping bahasa resmi di sekolah-sekolah dan bahasa Jepang dipelajari dan diajarkan juga. Akantetapi semua perkumpulan atau perserikatandilarang, Termasuk PGI. Sejak itu sekolah-sekolah ditutup.
 
Setelah waktu dan beberapa kejadian berlalu, akhirnya sekolah-sekolah yang telah lama ditutup di buka kembali. Bahasa Belanda danInggris dilarang diganti dengan pelajaran bahasa Nippon dengan huruf kata kana dan kanji. Untuk bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah Sekolah Dasar diberi nama “ Syo Gakko ”, Sekolah Menengah “ CuGakkoo ” dan Sekolah Tinggi “ Dai Gakkoo ”. 

Bulan September 1942 pemerintah Jepang mulai membuka sekolah Menengah Pertama dan Atas, termasuk sekolah - sekolah kejuruan. Guru-guru Indonesia dengan semangat kebangsaan yang tetap bekerja dibawah pemerintahan Jepang. Orang-orang Jepang mempercayai bahwa sumber kemajuan dan kekuatan suatu bangsa adalah pendidikan. Berikut ini adalah kebijakan pemerintahan Jepang terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
a. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan Bahasa Belanda.
b. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.

Lahirnya PGRI.

Setelah 100 hari proklamasi  pada tanggal 24 – 25 November 1945 pada kongres I pendidikan bangsa yang bertempat di Surakarta lahirlah PGRI. Semua bentuk perpecahan antar kelompok Guru, karena perbedaan ijasah, lingkungan daerah, aliran politik, agama, suku, sepakat dihapuskan. Mereka serentak bersatu, untuk mengisi kemerdekaan dengan 3 tujuan :

a. Mempertahankan dan menyempurnakan kemerdekaan (PGRI = Organisasi pelopor dan perjuangan).
b. Mempertinggi TKT pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar kerakyatan (sesuai tupoksiran PGRI).
c. Membela Hak, Nasib buruh umumnya dan  Guru khususnya sesuai PGRI sebagai wahana meningkatkan perjuangan perbaikan nasib para anggota.
PGRI adalah wahana untuk pejuang, pembangun bangsa, pembimbing putra, pembangun jiwa, dan pencipta kekuatan negara.

PGRI Pada Masa Perang Kemerdekaan (1945 – 1949).

Pada tahun ini perjuangan PGRI dititik beratnya melawan NICA-Belanda guna menyelamatkan perang kemerdekaan. Perjuangan Nasional pada tahun 1945 -1949 terfokus pada perjuangan fisik bersenjata. Warga PGRI ikut panggul senjata, PMI, dan penggerak dapur umum untuk mempertahankan kemerdekaan.

Pada tanggal 5 Oktober 1945 didirikan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang bertugas melindungi keamanan rakyat dari provokasi Belanda. Tidak sedikit guru yang menjadi TKR. Pada tanggal 12 November 1945, TKR memilih Kolonel Sudirman sebagai panglima besar dengan pangkat Jendral.
Selanjutnya sejarah perjuangan PGRI dapat dilacak dari kongres yang satu ke kongres berikutnya, yaitu: 

A. Kongres PGRI ke-1 Kongres I PGRI di laksanakan di Surakarta( Solo ) , jawa Tengah pada Tanggal 23-25 November 1945.
B. Kongres ke II PGRI di adakan di Surakarta (Solo) Jawa Tengah pada Tanggal 21-23 Desember 1946.
C. Kongres ke III PGRI di adakan di Madiun Jawa Timur pada Tanggal 27-29 Februari 1948.
D. Kongres ke IV yang berlangsung di Yogyakarta 26-28 februari 1950.
E. Kongres PGRI ke-5 Diadakan di Bandung pada tanggal 19-24 Desember 1950.
F. Kongres PGRI ke-6 diadakan di Malang padatanggal 24-30 November 1952.
G. Kongres PGRI ke-7 diadakan di Semarang 24-1 Desember 1954.
H. Kongres PGRI ke-8 diadakan di Bandung tahun 1956.

JIWA, SEMANGAT DAN NILAI (JSN) 45

Nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam kepribadian bangsa melalui gerakan nasional untuk mempersiapkan warga negara (pemimpin yang berkualitas) yang mengemban citra Proklamasi 1945 dan menjadi perekat berbangsa dan bernegara.

a. Jiwa 
keadaan batin manusia yang terdiri atas pengenalan (kognitif), perasaan (afektif), kehendak (konasi), dan psikomotorik.
b. Semangat
Suatu keadaan yang mendorong untuk berkehendak yang dating dari dalam diri atau pun dari luar atas dasar ketakwaan.
c. Nilai 
Konsep abstrak berupa norma atau moral yang sangat penting dimana mempengaruhi tingkah laku.

Sejarah Perkembangan JSN 45.

Untuk memperoleh gambaran tentang JSN 45 yang berkembang pada setiap zamannya yang dibagi dalam periodisasi sebagai berikut :

1. Periode I : Masa sebelum Pergerakan Nasional
Pada periode ini beberapa agama yang tersebar seperti: agama Budha, Hindu, Islam dan Kristen yang kemudian dianut oleh penduduk setempat dengan penuh kerukunan. Jiwa, semangat dan nilai – nilai kejuangan sudah mulai timbul yaitu dengan kesadaran harga diri, jiwa yang merdeka, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerukunan hidup umat beragama serta kepeloporan dan keberanian.

2. Periode II : Masa Pergerakan Nasional
Rasa harga diri bangsa yang tidak mau dijajah menggugah semangat dan perlawanan seluruh masyarakat terhadap penjajah untuk berusaha merebut kembali kedaulatan dan kehormatan bangsa. Sejak itu timbulah jiwa, semangat dan nilai - nilai kejuangan, nilai harkat dan martabat manusia, jiwa dan semangat kepahlawanan, kesadaran anti penjajah atau penjajahan, kesadaran persatuan dan kesatuan perjuangan.

3. Periode III : Masa Proklamasi dan Perang Kemerdekaan
Titik kulminasi perjuangan kemerdekaan tercapai dengan Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Lahirnya Negara Republik Indonesia menimbulkan reaksi dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia kembali. 

Hal tersebut menyebabkan bangsa Indonesia kembali mengalami perjuangan yang dahsyat dalam segala bidang baik melalui perjuangan senjata, bidang politik maupun diplomasi. Perjuangan ini melahirkan nilai - nilai operasional yang memperkuat jiwa, semangat dan nilai - nilai kejuangan yang telah ada sebelumnya terutama rasa harga diri sebagai bangsa yang merdeka, semangat untuk berkorban demi tanah air, bangsa dan negara.

4. Periode IV : Masa Perjuangan Mengisi Kemerdekaan.
Perjuangan masa ini tidak terbatas waktu karena perjuangan bermaksud mencapai tujuan akhir nasional seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Dalam periode ini jiwa, semangat dan nilai - nilai kejuangan yang berkembang sebelumnya tetap lestari, yaitu nilai - nilai dasar yang terdapat pada Pancasila, proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Nilai Dasar dan Operasional JSN 45

a. Nilai - nilai dasar dari JSN 45 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Semua nilai yang terdapat dalam setiap Sila dari Pancasila.
2. Semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
3. Semua nilai yang terdapat dalam Undang - Undang Dasar 1945, baik pembukaan,  batang tubuh, maupun penjelasannya.

b. Nilai - nilai operasional yaitu nilai - nilai yang lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia selama ini dan merupakan dasar yang kokoh dan daya dorong mental spiritual yang kuat dalam setiap tahap perjuangan Bangsa seterusnya untuk mencapai tujuan nasional akhir.

c. Metode Kelestarian Jiwa, Semangat dan Nilai - nilai 45
    1. Metode pelestarian jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
        a) Metode Edukasi.
        b) Metode Keteladanan.
        c) Metode Informasi dan Komunikasi.

    2. Pola penerapan metode jiwa, semangat dan nilai - nilai 45.
        a) Pendekatan Edukasi.
        b) Pendekatan Keteladanan.
        c) Pendekatan Informasi dan Komunikasi.

    3. Pendekatan Sosialisasi.

    4. Pendekatan jalur Agama.

PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan

PGRI merupakan perwujudan wadah bagi para guru untuk selalu berjuang dan berjuang dalam memperoleh, mempertahankan, meningkatkan, dan membela hak azasi guru baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan pemangku profesi keguruan. 

Lewat wadah ini, PGRI berjuang untuk mewujudkan misi hak-hak guru, kesejahteraan guru, dan profesionalitas guru.
Semua perjuangan dilakukan melalui berbagai cara dan bentuk yang konstitusional, prosedural, dan konsepsional dalam memperoleh kehidupan guru yang layak dan sejahtera dalam pergaulan bermasyarakat dan bernegara dengan mengedepankan profesionalitas sebagai tenaga profesi bidang pendidikan.

Prinsip -prinsip Organisasi PGRI.

Segenap pengurus dan anggota PGRI harus memiliki kemurnian perjuangan. Artinya, seluruh pengurus dan anggota PGRI dalam menjalankan kiprah perjuangannya bersungguh‑sungguh; dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dengan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI serta program‑program kerja PGRI yang telah diputuskan melalui kongres, konferda, konkerda, konfercab, dan konkercab.

Strategi Perjuangan PGRI

Strategi yang harus ditempuh PGRI adalah memahami tantangan yang dihadapi dan melakukan kesiapan dengan mencari jawab terhadap tantangan yang dihadapi dengan mengantisipasi dan beradaptasi terhadap tuntutan perubahan.

PGRI Sebagai Organisasi Profesi

“Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen secara eksplisit, 
lugas dan jelas bahwa seorang guru harus menjadi angota organisasi profesi guru.”

Fungsi PGRI terhadap guru : 

a. Memajukan profesi.
b. Meningkatkan kompetensi.
c. Meningkatkan karier.
d. Meningkatkan Wawasan Kependidikan.
e. Memberikan Perlindungan Profesi.
f. Meningkatkan kesejahteraan.
g. Melaksanakan pengabdian masyarakat.

Tanggung Jawab PGRI Sebagai Organisasi Profesi Terhadap Guru

Tanggung jawab PGRI sebagai organisasi profesi adalah juga ikut serta secara aktif dan konstruktif dalam membangun kesadaran guru untuk melaksanakan kewajiban keprofesional guru.

PGRI Sebagai Organisasi Ketenagakerjaan

PGRI merupakan wadah perjuangan tentang Hak.  Hak asasi guru sebagai pekerja, terutama dalam kaitanya dengan kesejahteraan, baik material maupun non material.
HAK Pekerja Terhadap Guru

a. Hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan,kesehatan.
b. Hak untuk mengakhiri hubungan kerja
c. Hak untuk memperoleh perlakukan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Larangan Pekerja Terhadap Guru
a. Guru/dosen melakukan pelanggaran berat.
b. Guru/dosen dijerat pidana.
c. Lembaga pendidikan tutup atau jatuh pailit.
d. Guru/dosen memasuki masa pensiun.
e. Guru/dosen melakukan pelanggaran perjanjian kerja bersama.

Sejarah perjuangan PGRI dimasa orde lama

Dekrit Presiden 5 juli 1959 adalah dekret yang dikeluarkan oleh Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno pada 5 Juli 1959. Isi dekrit ini adalah pembubaran konstituante, berlakunya kembali ke UUD 1945, dan pembentukan MPRS , DPAS.

Kongres IX di Surabaya BI Oktober/ November 1959
Soebandri dkk (PKI) melancarkan politik adu domba diantara para peserta kongres. Namun, masih juga belum berhasil. Adu domba pun tetap berlanjut dalam kongres selanjutnya.

Kongres X di Gelora Bung Karno Jakarta Th.1962
PGRI mengalami masa sulit karena terjadinya perpecahan di dalam tubuh PGRI. Periode 1962,  karena timbul “ perpecahan ” dengan dalih “ machtsvorming enmachtsaanwending ” (pembentukan kekuatandan penggunaan kekuatan) oleh “kubu komunis” dan berhasil menunjuk Soepardi dan Goldfried menjadi ketua Panitia Pemilihan PB PGRI, tetapi diketahui peserta bahwa Goldfried adalah tokoh PKI yang ikut membuat selebaran gelap dan fitnah, maka dikeluarkan. Pemilihan berjalan lancar dan “ ME. Subandinata ” terpilih lagi menjadi “ Ketua Umum PB PGRI ”.

Masa 1962 - 1965
Pada masa ini mengalami episode yang sangat pahit karena terjadinya perpecahan yang lebih hebat dibandingkan sebelumnya. Penyebab perpecahan bukan demi kepentingan guru melainkan karena ambisi politik dari luar (PKI). Dengan dalih “MACHTS VORMING EN MACHTS AAN VENDING”, pembentukan kekuatan dan penggunaan kekuatan.

Dukungan PGRI terhadap masuknya PSPN. 

Persatuan serikat sekerja Peg. Negeri ke soksi yang diputuskan 12 suara pro dan 2 suara kontra, pada hakekatnya tidak mengubah kekompakan PGRI. 

Musy Penegasan PS .

Sebagai dasar Diknas, berlangsung di Jakarta 17 Juli 1963 di Jakarta. Diprakarsai oleh 5 Parpol/400 orang, sebagai reaksi terhadap “ Seminar Pendidikan mengabdi Manipol, yang diadakan di Jakarta Februari 1963. Pelaksana : Lembaga Pendidikan Nasional (PKI).

Lahirnya PGRI-NV

Setelah PKI tidak mampu lagi melakukan taktik penyusupan terhadap PGRI. Maka PKI mengubah siasatnya membentuk PGRI tanding (melawan PGRI yang sah) dengan nama : PGRI-NV (Non Vakcentral) Juni 1964 yang dipimpin Subandri, Mujono, Ichwan.

Pemecatan Massal Pejabat Departemen PK 1964.

1. Diawali pidato inagurasi Dr. Busono Wiwiho, pada rapat pertama majelis pendidikan nasional menyarankan agar panca wardana diisi dengan moral panca cinta.

2. Prinsip Panca Wardhana :
    a) Perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral nasional/internasional/keagamaan.
    b) Perkembangan kecerdasan.
    c) Perkembangan emosional- artistik atau rasa keharusan dan keindahan lahir dan batin.
    d) Perkembangan keprigelan atau kerajinan tangan.
    e) Perkembangan jasmani.

3. Panca Cinta :
    a) Cinta Nusa/Bangsa.
    b) Cinta ilmu pengetahuan. 
    c) Cinta kerja/rakyat yang bekerja
    d) Cinta perdamaian dan persahabatan antara bangsa.
    e) Cinta orangtua.

4. Isi pidato tersebut menimbulkan pertentangan dikalangan pendidik.

5. Polemik makin meruncing, masuk departemen PP dan K. Prof. Dr. Priyono memancing kembali suasana itu pada rapat Dinas 23 Juli 1964. Tartib Prawirodiharjo, meninggalkan rakyat dituduh mengkhianati menteri.

6. Adanya reorganisasi departemen berdasarkan Keppres 187 dan 188 tahun 1964 menggelisahkan para pejabat.mereka (27 orang) menulis untuk menjernihkan suasana, ditanggapi menteri dengan “Pemberhentian Massal”.

7. PGRI-NV menyongkong pemberhentian massal tersebut.

8. Dalam reshufle kabinet Agustus 1964, Presiden Sukarno mengangkat Prof. Dr. Priyono selaku Menko Pk, dan mengangkat Ny. Artati Sudirjo sebagai menteri PDK.

9. Presiden membentuk panitia negara penyempurnaan sistem pendidikan Panca Wardhana, dengan tugas utama “Menyampaikan pertimbangkan tentang pemecatan massal tersebut. Panitia menyatakan 27 orang tersebut, tidak bersalah.

10. Namun untuk menyelamatkan muka materi, 13 orang bekerja kembali di departemen PK, 14 orang ditampung di mabes TNI-AD dan Depdagri.

11. Agustus 1966 mereka (14) direhabilitasi dan kembali ke Dep PK.

PGRI pasca peristiwa G30S/PKI

Bagi PGRI, periode tahun 1966-1972 merupakan masa perjuangan untuk turut menegakkan Orde Baru, masa konsolidasi dan penataan kembali organisasi serta masa meneruskan dan menyesuaikan misi organisasi secara tegas dan tepat dalam pola pembangunan nasional yang baru. 

1. Masa konsolidasi dan penataan kembali organisasi.
2. Masa meneruskan / menyesuaikan misi organisasi.
3. Diperlukan pemimpin, yang :
    a) Berdedikasi.
    b) Kemampuan manajerial (yang mantap).
    c) Pengalaman yang mendukung.

Sejarah perjuangan PGRI di masa orde baru

Bersama-sama Persatuan Guru NU, Ikatan Guru Muhammadiyah, Ikatan Guru PSII (Serikat Islam Indonesia), Ikatan Guru Marhaenis ( PNI Osa-Usep), Persatuan Guru Kristen Indonesia, Ikatan Guru Katholik, Persatuan Guru Islam Indonesia,dan Persatuan Guru Perti membentuk KAGI.   Pembentukan KAGI di Jawa Tengah dan Jawa Timur antara lain adalah untuk menyelamatkan PGRI. Tugas kagi yaitu:
a) Membersihkan dunia pendidikan dari unsur PKI/ORLA yaitu :
    1) PGRI-NV
    2) Serikat Sekerja Pendidikan
    3) Persatuan Guru Teknik Indonesia

b) Menyatukan semua guru dalam satu wadah (PGRI)

c) Memperjuangkan PGRI menjadi organisasi
    1) Unitaristik
    2) Independent
    3) Non Parpol

Kongres XI PGRI 

Kongres XI dilaksanakan di Bandung pada tanggal 15 – 20 Maret 1967. Dalam kongres itu terasa sekali suasana peralihan dari zaman Orde Lama ke Orde Baru. Antara lain, masih terlihat sisa-sisa kekuatan Orde Lama yang mencoba menguasai kembali kongres dengan cara menolak PGRI untuk masuk ke dalam sekber Golkar dan memojokan M.E. Subiadinata dkk, agar tidak terpilih dalam PB PGRI.

Kongres XII PGRI di Bandung 1970.

Pada Tanggal 29 Juni s.d 25 Juli 1970 berlangsung Konggres Pgri XII Di Bandung dengan Ketua PB PGRI Basyuni  . Hasil Konggres antara lain :

a. Perubahan struktur dan basis ORGANISASI pgri, Tingkat cabang meliputi kabupaten/kota, anak cabang dan kecamatan.
b. Administrasi organisasi disederhanakan atau diseragamkan seluruh Indonesia.
c. Lambang / mars PGRI dilampirkan dalam AD/ART.
d. Harus menerbitkan sejarah perjuangan PGRI dalam rangka HUT ke 25.
e. Memanfaatkan keanggotaan PGRI dalam WCOTP.

Kongres ke XIII 21-25 November 1973 di Jakarta.

Pada kongres ini menetapkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam bidang organisasi serikat pekerja menjadi organisasi profesi guru ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia, perubahan lambang dan panji organisasi PGRI yang sesuai dengan organisasi profesi guru dan adanya Dewan Pembina PGRI mengenai arti lambang PGRI

Kongres ke XIV 26-30 Juni 1979 di Jakarta.

Kongres XIV di Jakarta menghasilkan salah satu keputusan penting yaitu mengenai pendirian Wisma Guru. Untuk mewujudkannya mulai Januari 1980 setiap anggota PGRI dihimbau untuk menyumbang Rp. 1000,- Direncanakan Wisma Guru ini akan sekaligus menjadi Kantor PB PGRI yang dilengkapi dengan ruang pertemuan perpustakaan kamar pemondokan / penginapan dan sebagainya.

Kongres ke XV 16-21 Juli 1984 di Jakarta.

Kongres berlangsung di Jakarta tanggal 16-21 Juli 1984, Kongres ini menggariskan pokok-pokok PGRI untuk kurun waktu lima tahun mendatang (1984-1989) yang meliputi: ruang lingkup pembinaan dan pengembangan organisasi PGRI, tanggung jawab dan peran PGRI dalam menyukseskan Sidang Umum  MPR 1983, Repelita IV dan Pancakrida Kabinet Pembangunan V.

Tentang Organisasi Kemasyarakatan

Membawa konsekuensi pada penyesuaian AD/ART PGRI, yang antara lain menegaskan bahwa PGRI merupakan organisasi profesi yang ditetapkan lewat konfrensi pusat III/1986.

Sejarah Perjuangan PGRI Pada Masa Reformasi

Kurun waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk tatanan baru yang lebih baik guna mencapai tujuhan nasional.tujuannya adalah mencapai masyarakat adil dan makmur,masyarakat madani.demokratis,sejahteradan agamis.ada 3 tantangan dalam orde refoemasi diantara nya ialah
 
1. Global memasuki globalilasi ,pesatnya perkembangan iptek/informasi.
2. Nasional yang menyangkut kehidupan ipoleksosbudhankam.
3. Organisasional bersumber pada kehidupan organisasi sebagian konsekuensi globalisasi/nasional.

Lalu secara era globalisai sendiri di tandai dengan :
1. Ketergantungan antara bangsa di dunia 
2. Suasana kompetitif dalam segala bidang ,khusus nya ekonomi.
3. Ada kecenderungan makin homogeny nya pandangan + perilaku.
4. Kecenderungan artifisialisasi nilai+etik.

VISI PGRI

PGRI sebagai organisasi dinami, mandiri, dan berwibawa yang :
a. Dicintai oleh anggotanya 
b. Disegani oleh mitranya
c. Diakui keberadaanya ,oleh masyarakat luas

MISI PGRI

1. Misi nasional mempertahankan ,mengisi, mewujudkan cita-cita ploklamasi NKRI 17/8/1945.
2. Misi bangnas menyukseskan dan berperan serta dalam pembangunan nasional untuk mengisi kemerdekaan 
3. Misi diknas melaksanakan sisdiknas sebagai pengembangan sdm 
4. Misi professional memperjuangan terwujudnya guru yang professional ,pengembangan karirnya
5. Misi kesejahteraan mem[erjuangan tercapainya kesejahteraan lahir para guru dan tendik lainya

Strategi dasar reformasi PGRI antara lain

1. Intensifikasi silahturahmi secara vertical ,horizontal ,diagonal,baik secara internal maupun eksternal.
2. Optimalisasi kemitraan secara berimbang dengan berbagai pihak terkait atas dasar saling menghormati secara sistemek,sinergik,simbiotik
3. Aktualisasi program kerja yang lebih berpusat pada hak dan martabat anggota
4. Transparansi manajemen organisasi dalam berbagai tingkatan organisasi

Jati diri PGRI

Jiwa, semangat dan daya gerak dari dalam (spiritualitas) yang telah memberikan daya hidup kepada organisasi pgri, serta ciri-ciri khas yang dimiliki organisasi PGRI, dan menjadi identitas organisasi PGRI yang mengikat dan dipegang teguh anggotanya.

Landasan filosofis yang menjadi norma dalam pola pikir, sikap, perbuatan dan tindakan serta bersifat mengikat dan ditaati para anggotanya.

Perwujudan dari sifat khas PGRI yang tampak dalam :
•  Nilai nilai
•  Sikap
•  Perbuatan, tindakan, perjuangan
•  Profesionalisasi

Dasar jati diri PGRI

Historis
a) PGRI merupakan bagian dari perjuangan rakyat indonesia
b) PGRI berjuang mengobarkan semangat untuk mempertahankan, menegakkan dan mengisi kemerdekaan NKRI

Ideologis-politis
a) PGRI berkewajiban mewujudkan cita-cita kemerdekaan melalui pembangunan masyarakat di bidang pendidikan 
b) PGRI memiliki tanggung jawab moral dan tanggung jawab melaksanakan dan mewujudkan tujuan nasional

Sosiologis + IPTEK
a) PGRI sangat tanggap atas nasib anggota
b) PGRI peduli terhadap keadaan masyarakat dan mampu mengikuti perkembangan IPTEK

Ciri jati diri pgri
1. Nasionalisme
2. Demokrasi
3. Kemitraan
4. Non partai
5. JSN 1945
6. Kemandirian
7. Unitarisme
8. Profesionalisme
9. Kekeluargaan

Nasionalisme
PGRI mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa yang merupakan modal dasar untuk mencapai cita – cita Proklamasi 1945, pgri terikat untuk memperjuangkan, mempertahankan dan melestarikan negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sifat patriotisme dan kepeloporan adalah jiwa dan semangat PGRI dalam melaksanakan misinya.

Kemitraan
PGRI sebagai organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang membela hak dan nasib pekerja pada umumnya dan guru pada khususnya. Untuk itu diperlukan pemantapan jiwa korsa dan kebersamaan yang kuat demi peningkatan kesejahteraan bersama

Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan kemitraan diantaranya adalah :
a) Menumbuhkan semangat rasa persatuan dan kesatuan
b) Menumbuhkan rasa kesetiakawanan/solidaritas
c) Menerima, membantu dan merasakan penderitaan orang lain
d) Peduli terhadap keadaan masyarakat

Non partai
PGRI tidak mempunyai hubungan organisasi dengan kekuatan sosial politik manapun

Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan non partai diantaranya adalah :
a) Bertanggung jawab
b) Kemandirian yang berwawasan wiyata mandala

JSN 1945
PGRI konsekuen berusaha menegakkan dan melestarikan JSN 1945 sebagai jiwa kejuangan bangsa kepada generasi penerus

Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan Jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945 diantaranya adalah:
a) Rela berkorban
b) Pantang muundur
c) Semangat juang
d) Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi / golongan
e) Menjaga dan membela bangsa

Kemandirian
Dalam melaksanakan misinya pgri bertumpu pada kepercayaan dan kemampuan diri sendiri, tanpa terikat dan ketergantungan pihak lain. Namun demikian pgri selalu membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan pihak lain

Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan kemandirian diantaranya adalah :
a) Percaya pada diri sendiri
b) Berani dan bertanggung jawab
c) Mengutamakan kerjasama
d) Berusaha mengembangkan diri

Unitarisme
PGRI adalah satu – satunya wadah bagi guru indonesia tanpa membedakan latar belakang, tingkat dan jenis pendidikan, tempat dan lingkungan kerja, golongan, agama, jenis kelamin, status, asal usul serta adat istiadat

Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan Unitarisme diantaranya adalah :
a) Saling membantu dan kerjasama
b) Memupuk rasa solidaritas yang tinggi sesama anggota
c) Peka dan tanggap terhadap perubahan
d) Memelihara dan menjaga keutuhan organisasi

Profesionalisme
Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan profesionalisme diantaranya adalah :
a) Tekun dan rajin
b) Cermat dan teliti
c) Tidak mudah putus asa dan bertanggung jawab

Kekeluargaan
PGRI menumbuhkan, mengembangkan rasa senasib dan sepenanggungan, memilikii jiwa gotong royong, saling asah, asih serta asuh antara sesama anggota

Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan kekeluargaan diantaranya adalah :
a) Menumbuhkembangkan rasa senasib dan sepenanggungan
b) Memupuk rasa kasih sayang, saling asah, asih, dan asuh

PGRI sebagai organisasi profesi dan ketenagakerjan

Organisasi perjuangan berfungsi:
1. PGRI wadah para giri dalam memperoleh ,mempertahankan,meningkatkan , membela hak azasinya sebagai berikut:
    a. Pribadi
    b. Anggota masyarakat
    c. Warna Negara
    d. Pemangku profesi keguruan

2. PGRI pejuangan untuk mewujudkan hak kaum guru dalam wadah NKRI

3. Perjuangan PGRI dilakukan dalam bentuk yang konstutional,procedural,dan konsepsioanldalam memperoleh kehidupan guru yang layak dan sejahtera

4. PGRI secara konsisten dan konsekuen memperjuangan kesejahteraan guru baik lahir/batin,meteril/non meteril

5. Sebagai wn pada anggota PGRI memperjuangan tetap tegak nya NKRI berperan serta dalam bangans dan mewujudkan diknas
 

Organisasi profesi berfungsi:

1. Mewujudkan keberadaannya dimasyarakat
2. Memperjuangan segala aspirasi dan kepentingan suatu profesi
3. Menetapkan standar perilaku profesi
4. Melindungin seluruh anggotanya
5. Menungkatkan kualitas kesejahteraan

Ciri-ciri sosok guru yang professional;

1. Keahlian dalam materi dan metode
2. Tanggung jawab dan akuntabilitas
3. Kesejawatan/kebersamaan 
4. Semua guru inovatif

Tercermin dalam kode etik guru 

1. Keahlian 
    a. Diperoleh melalui proses diklat yang di programkan khusus
    b. Mendapatkan pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikat
    c. Dengan keahliannya seorang guru mampu menunjukan otonominya

2. Tanggungjawab =dalam melakukan seluruh pengabdiannya;
    a. Pribadi 
    b. Social
    c. Intelektual
    d. Spiritual moral

3. Kesejawatan =rasa kebersamaan diantara semua guru,melalui PGRI para guru mewujudkan rasa kebersamaan dan memperjuangkan martabat diri dan profesinya  atas dasar prinsip silih.

4. Inovatif merupakan sikap organisasi yang dinamis,kreatif,responsive ,adaptif,inovatif,permisif selektif,memiliki keterbukaan terhadap pandangan dan penemuan baru serta keinginan untk meningkatkan profesi 

Kesimpulan

Kelahiran PGRI bertujuan menjadikan wadah bagi para guru dalam memperoleh, meningkatkan dan membela hak asasinya baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara maupun pemangku profesi keguruan, dengan demikian para guru mempunyai organisasi yang tepat untuk mensejahterakan guru yang sekarang dituntut bekerja lebih profesional demi tercapainya tujuan pendidikan. Ikut menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, serta bersifat Unitaristik, Independen dan Non partai politik.

Reza Abdullah
Reza Abdullah Lorem ipsum dolor sit amet conseqtetur adipiscing elit.
Load comments